Sabtu, 02 Oktober 2010

Tip Memilih AMDK

Bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) cukup menguntungkan. Terbukti sampai tahun 2009, sekitar 600 merk AMDK beredar di seluruh Indonesia, baik perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) sebanyak 165 perusahaan maupun perusahaan AMDK lainnya yang mencapai 185 merk.

Makin banyak merk AMDK memang cukup menguntungkan karena semakin banyak pilihan. Tapi, di sisi lain kita bisa menjadi korban saat minuman yang kita konsumsi ternyata tidak layak sehingga berpotensi terjadinya keracunan.

Yang ideal, secara fisik, air yang sehat adalah yang jernih, tidak berbau, dan tidak berasa. Secara kimia, air sehat memiliki kadar pH-nya netral dan kandungan mineral-mineralnya terbatas dan secara mikrobiologi, air sehat tidak mengandung bahan kimia , E coli maupun salmonela.

Untuk mengetahui kadar maupun secara mikrobiologi memang harus dilakukan penelitian laboratorium, namun ada langkah yang mudah untuk memilih AMDK yang tepat sehingga menghindarkan diri dari gangguan penyakit? 
 
Berikut ini tips-tips yang menjadi pertimbangan untuk memutuskan membeli produknya:

1. Lihatlah fisiknya.
Sebelum membeli, cobalah perhatikan dengan seksama penampilan fisik air minum dalam kemasan tersebut. Kualitas air yang baik adalah tidak berwarna.

Kemudian tidak ada benda asing di dalamnya. Yang tak kalah penting, perhatikan apakah ada lendir dalam air minum tersebut. Lendir dinilai penting karena dengan adanya lendir mengindikasikan air tersebut telah tercemar.

2. Air minum dalam kemasan pasti mempunyai merk/label yang jelas.
Pada saat membeli air minum pastikan mempunyai merk/label yang mencantumkan kandungan mineral dan unsur lain. Pastikan juga ada mencantumkan lokasi sumber air, logo SNI, logo halal, dan perusahaan yang memproduksi.

Ini untuk memastikan jika nantinya ada masalah bisa mengajukan komplain ke perusahaan.

3. Pastikan bersegel utuh dan tidak melewati masa kedaluarsa.
Pastikan setiap produk AMDK yang konsumsi tidak kadaluarsa. Bisa dilihat dengan dicantumkannya produksi atau tanggal kadaluarsanya.

Jangan terjebak bagusnya produk luar tapi sebenarnya sudah tidak layak konsumsi. Pedagang bisa bermain curang untuk meraih keuntungan yang besar.

4. Pastikan produk mencantumkan nomer telepon untuk komunikasi dengan konsumen.
Pembeli adalah raja sehingga segala keluhan maupun pujian bisa langsung disampaikan kepada pihak kantor pusat. Banyak kejadian, komplain terhadap produk hanya sampai ke pedagang dan tidak bisa sampai ke pusat karena tidak adanya nomor telepon perusahaan yang bisa dihubungi.

5. Pilih stok AMDK yang disimpan di tempat teduh, tidak terkena sinar matahari langsung.
Penempatan bungkus AMDK juga harus menjadi perhatian. Pastikan tidak terkena langsung sinar matahari. Kondisi panas bisa menyebabkan partikel kemasan plastik lepas dan mencemari produk AMDK.

Juga pastikan pilih stok AMDK yang tidak disimpan berdekatan dengan benda-benda berbau menyengat.

6. Bebas Pengawet.
Akan lebih baik lagi jika air minum dalam kemasan yang Anda konsumsi tidak menggunakan bahan pengawet, pewarna, dan gula buatan. Sehingga selain dapat menghilangkan dahaga, produk tersebut juga baik untuk kesehatan tentunya.

Brand Management dan Strategic Consistency AMDK

Brand management  ternyata mempunyai aspek yang luas, mungkin lebih luas dari dugaan kita.  Cerita dari bagian General Affairs salah satu kantor dapat menggambarkan salah satu sudut  pengelolaan merek, yang sering terluput dari perhatian kita. Bagian pembelian kantor dahulu berlangganan sebuah merek AMDK  (Air Minum Dalam Kemasan) “terkenal”, karena merasa sangat yakin terhadap kualitasnya walaupun harganya lebih mahal daripada merek lainnya.    Benefit yang diperoleh   dianggap lebih tinggi daripada pengorbanan uang (monetary sacrifice), sehingga perceived valuenya tinggi dan muncul keputusan untuk memilihnya.
Selama berlangganan kualitas produknya tidak pernah menimbulkan keluhan dan sesuai dengan harapan. Harapan yang terbentuk oleh brand image – bahwa AMDK tersebut melalui proses pengelolaan yang higienis dan terjaga kualitasnya – terpenuhi sehingga kepuasan terhadap produk tinggi. Ingat, konsumen sebenarnya tidak melakukan pengujian kualitas dalam arti yang sesungguhnya, tetapi lebih berdasarkan opini mereka, alias berdasarkan  perceived quality.
Namun tidak demikian dengan kualitas layanannya. Para pengirimnya  tampak ogah-ogahan karena harus menaikkan ke kantor yang pada waktu itu berada di  lantai sebelas.  Beberapa lama kemudian pasokan dari mereka mulai mengalami keterlambatan, sehingga bagian general affairs kelabakan dan  harus membeli AMDK botol untuk mengatasinya. Kejadian ini berlangsung beberapa kali, dan puncaknya terjadi ketika ada karyawan penagihan perusahan itu ‘menilep’ beberapa galon, dengan menagih lebih dari  pembelian yang seharusnya.
Tentu ini sangat mengecewakan, dan bagian GA pun memutuskan pindah ke merek lain, sebuah merek yang ‘tidak terkenal’, dengan harapan karena pelanggannya sedikit mereka dapat lebih care terhadap pelanggan. Dan ternyata benar, perusahaan kecil yang mereknya tidak terkenal  ini dapat memberikan layanan yang lebih baik, dan tidak pernah sekalipun terlambat. 
Tetapi apa yang terjadi beberapa tahun kemudian ? Ketika ruang meeting diberi dispenser agar para peserta meeting langsung bisa menyeduh sendiri minumannya, merek AMDK yang ‘tidak terkenal’ ini digusur karena kurang bergengsi, kurang representif untuk ‘mejeng’ di depan  tamu alias tidak memiliki brand image yang layak. Bagian GA pun akhirnya kembali kepada merek ‘terkenal’ dengan harapan layanannya sudah membaik, apalagi  menurut informasi telah terjadi pembenahan manajemen.  
Dari cerita di atas kita dapat menarik dua hal, yaitu merek terkenal – tapi   layanannya kurang bagus - dan kedua merek “tidak terkenal” yang layanannya bagus, tapi kurang  memiliki brand awareness..
Sebagai pemilik merek “terkenal“ yang memiliki brand image yang bagus, mereka dapat menjual dengan harga premium (premium price) dan menarik manfaat price premium sebagai bagian dari brand equity.  Price premium adalah ambang batas selisih harga, sebuah titik ketika  konsumen merasakan selisih harga tetentu akan mengubah keputusannya  dan berpindah ke merek lain yang lebih murah. Misalnya,  Intel selalu melakukan price premium measurement ini. Setiap minggu pewawancara Intel  mendatangi toko-toko  komputer untuk menanyai pengunjung berapa besar diskon yang harus diberikan kepada sebuah komputer  agar pembeli  berpindah untuk membeli komputer lain tanpa label "Intel Inside". Kita tahu,  AMD sebagai kompetitor terberat Intel menawarkan harga yang lebih murah hingga 39 persen.   Dengan harga lebih tinggi dari kompetitor karena ‘kesaktian merek’ pemilik merek yang kuat, mempunyai potensi untuk mengeruk laba yang lebih tinggi, yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas produk dan layanannya. 
Sayang sebagai pemilik merek AMDK terkenal mereka kurang berhasil membangun  brand-customer relationship yang baik. Padahal di sinilah  proses pemeliharaan hubungan dengan pelanggan, agar pelanggan tidak lari kepada kompetitor. Seperti kasus AMDK ini, ketidakpuasan konsumen bukan terhadap produknya, tetapi lebih kepada layanan dalam menghantarkan value kepada pelanggan.  Dalam menyediakan layanan ini, ‘mesin produksinya‘ adalah manusia dan ‘produknya’ adalah perilaku dalam berhubungan dengan para pelanggan.  Jadi sangat tergantung bagiamana mengelola manusia agar dapat ‘memproduksi’ perilaku tertentu untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Yang ‘dijual’ bukan hanya air dalam botol saja, tetapi juga menjual sejumlah ‘perilaku’ yang disebut layanan pendukung.
Disinilah letak pendekatan holistik dalam pengelolaan merek mesti diletakkan. Mengelola merek bukan  masalah iklan doang, atau masalah komunikasi pemasaran belaka. Di belakang brand image yang telah dibentuk dengan susah payah melalui kegiatan komunikasi pemasaran, harus ada ‘pasukan’ yang kompak bertindak seia-sekata dalam memenuhi janji  yang telah melekat di benak konsumen. Sebuah bentuk komunikasi ‘nyata’ berupa interaksi dalam memenuhi harapan konsumen. Sistem kerja lintas fungsional harus berjalan untuk mendukung brand-customer relationship. Dan  sebagai konsekuensi dari pendekatan lintas fungsional tersebut harus disertai konsistensi yang tinggi, sehingga anggota organisasi tidak melakukan berdasar interpretasinya sendiri-sendiri. Apalagi berdasar kepentingannya sendiri-sendiri yang dapat merusak brand image yang terbentuk.  
Pada kasus merek ‘tidak terkenal’ yang mempunyai kualitas layanan baik, unsur komunikasi pemasaran menjadi kelemahannya. Seberapa bagus kualitas produk dan layannya, jika tidak disertai komunikasi pemasaran yang bagus, upaya ini menjadi sia-sia. Komunikasi kepada kepada para pelanggan harus bulat, sehingga para pelanggan  juga menerima secara bulat. Inilah yang disebut sebagai strategic consistency, seperti pernah dilakukan Pepsi dalam Project's Blue untuk memerangi ketidakkonsistenan.  Gerakan "its image is all over the map" bertujuan menyeragamkan warna dan nada Pepsi yang beragam. 
Dalam pelaksanaannya, strategic consistency harus dilandasi oleh  budaya perusahaan yang berlandaskan falsafah customer driven. Dalam budaya perusahaan tertuang nilai-nilai yang menyatukan gerak anggota organisasi, sehingga secara konsisten akan membawa dampak pada product & services performance.

Kiat Memilih Air Minum Sehat dan Aman

Pakar dari Departemen Gizi Masyarakat IPB Dr Ir Rimbawan, Sabtu di Bogor mengingatkan perlunya masyarakat mengetahui ciri-ciri air minum yang sehat dan aman dari depot air minum isi ulang untuk dikonsumsi.
“Ada beberapa depot air minum yang beredar, di antaranya depot air minum isi dalam kemasan, depot isi ulang air minum, beroksigen, air reverse osmosis, dan heksagonal. Konsumen perlu mengetahui air minum mana yang sehat dan aman untuk diminum. Pada dasarnya air minum isi yang sehat untuk diminum, secara fisik tak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa tertentu,” katanya.
Secara biologis, lanjutnya, air minum isi ulang tersebut juga tidak mengandung mikroba pathogen dan secara kimia tidak mengadung logam berat. Pernyataan itu dikemukakan Dr Rimbawan sebagai penegasan isi ulang air minum seperti pernah disampaikannya pada seminar populer bertajuk “Terapi Air dan Jus Untuk Kesehatan dan Kecantikan” yang diselenggarakan di Gedung Alumni IPB di Bogor belum lama ini.
Seminar tersebut digagas Klinik Konsultasi Gizi dan Klub Diet Departemen GMSK IPB bekerjasama dengan (Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB. Menurut Dr Rimbawan yang juga menjabat Direktur Kemahasiswaan IPB, selain perlunya konsumen memiliki pengetahuan mengenai ciri-ciri air sehat dan air reverse osmosis, disampaikan pula kiat memilih depot air minum isi ulang dalam kemasan yang banyak tersedia di pasar.Di antaranya dengan memilih tempat penjualan air minum isi ulang dan depot air minum. 
“Jangan membeli (air minum) di sembarang depot air minum isi dan kemasan super hebat serta harga super hemat, karena isi ulang air minum itu semua belum tentu terjamin baik,” katanya. Kemudian juga perlu mencermati labelnya, apakah tercantum alamat produsen dan depot isi ulang air minum, komposisi, proses yang dipakai untuk sterilisasi, dan petunjuk penyimpanannya.
“Cek juga keutuhan segel air minum serta lihatlah kualitas air minum isi secara fisik, yakni kejernihan, bau serta warnannya. Untuk memastikan hal tersebut bisa dilakukan uji kimiawi di laboratorium,” katanya.Sementara itu Ahli Gizi Kuliner IPB, Dra Emma S Wirakusumah MSc yang menyoroti masalah jus mengatakan, buah dan sayur mengandung berbagai zat gizi, terutama mineral dan vitamin yang penting untuk menjaga kesehatan dan kecantikan tubuh.
Di samping itu juga terdapat zat non gizi dan “phytonutrien” yang tidak kalah hebatnya.”Oleh karena itu pemanfaatannnya semakin luas sebagai bahan utama dalam pembuatan jus untuk mencegah dan mengendalikan berbagai penyakit degeneratif,” katanya.
Ia mengemukakan, dengan kemajuan teknologi, kini terbuka cara mudah, di mana buah dan sayur dapat dimanfaatkan secara optimal, yaitu dengan membuatnya menjadi jus segar. “Jus enak dan praktis untuk dikonsumsi,” katanya.
Menurut dia, terdapat beberapa keuntungan dalam mengkonsumsi jus, di antaranya kemudahan menghabiskannya, dan konsistensi yang cair dari jus memungkinkan zat-zat terlarut mudah diserap oleh tubuh.”Dengan dibuat jus, dinding sel selulosa dari buah dan sayur akan hancur dan larut sehingga lebih mudah untuk dicerna oleh lambung dan saluran pencernaan,” kata Emma S Wirakusumah.

Kegagalan Bisnis AMDK

Setelah menganalisa 117 Pabrik Air Minum Dalam Kemasan, maka dengan ini saya simpulkan beberapa faktor sebagai penyebabnya :

* Lokasi yang salah
Dulu saya juga berpikiran, bahwa kalau mau buat pabrik air minum harus punya sumber mata air, yang airnya keluar dari bumi secara terus menerus, tidak terpengaruh oleh musim kemarau dan lain sebagainya.
Dikuatkan lagi dengan bukti yang ada, bahwa setiap pabrik yang saya tahu, adalah diproduksi di dekat pegunungan dengan mata air yang berlimpah.Ehh..ternyata bukan hanya saya yang punya pikiran begitu, tetapi juga para Investor yang berperan dalam usaha Pabrik Air Minum ini, yang berlomba lomba untuk membeli lahan, dimana ada mata air yang mengalir terus menerus. Setelah belajar dan menganalisa lebih dalam lagi, ternyata air pegunungan pun masih tercemar aneka polutan, sehingga harus diproses menggunakan berbagai macam teknologi, seperti Partikel Filtrasi, Ultra Filtrasi, Ultra Violet, Ozone dll. Dengan tariff BBM seperti sekarang ini, sudah tidak jamannya lagi membuat pabrik di atas gunung ! Ongkos nya terlalu berat, dan resiko terlalu besar ! Ternyata benar terjadi, karena sekarang banyaknya perusahaan jasa pengisian air minum, di dalam kota dengan sebutan MAKLON, dimana banyak perusahaan air minum yang menggunakan jasa ini. Karena sudah tidak memungkinkan bila harus mengisi air minum di pabriknya sendiri yang jauh dari pasarnya. Saya jadi tahu, kenapa ada yang bilang : AIR KOK LEBIH MAHAL DARI BBM ?
Yah jawabnya, wajar sekali : Karena Airnya menggunakan BBM yang BANYAK untuk mencapai si konsumen !

* INVESTOR yang AWAM
Apakah anda tahu, berapa jumlah Pabrik Air Minum di Indonesia ?
Pertanyaannya adalah apakah Beliau ini ahli di bidang air ?
Jawabnya tentu saja TIDAK, bahkan 90 % dari mereka adalah AWAM.
Hanya karena melihat pangsa pasar yang besar, dan mempunyai modal yang besar, maka BELIAU ini membuat pabrik air minum, yang mengikuti alur yang ada, yaitu :
lokasi dengan mata air, sehingga jauh dari konsumen !
Nah, dengan adanya lokasi seperti itu, dan adanya modal yang besar, sudah barang tentu lokasi tersebut di beli bukan ?
Belum lagi si Investor telah mencari informasi, bahwa kemasan mana yang paling laku dijual ?
Dan semua agent / pengecer pun menjawab : KEMASAN GELAS !
Nah, kemudian si Investor ini dengan semangatnya memesan segala sesuatunya untuk membuat kemasan gelas, bahkan banyak sekali para investor yang membuka pabrik air minum, yang hanya memproduksi dalam kemasan gelas saja !
Padahal, asal anda tahu saja , investasi untuk memproduksi kemasan gelas saja membutuhkan :
  1. mesin pengisian otomatis, paling kecil 2 line sekitar 45 juta
  2. gelas / cup 220 ml / 240 ml – minimal 1000.000 pcs @rp80
  3. plastic penutup gelas, 2 warna , minimal order 25 juta
  4. sedotan
  5. dus / karton print 2 warna, minimal 50rb pcs x @rp.1500.-
  6. belum lagi biaya perawatan mesin gelas (no.1) yang gampang rusak.
Nah, sekarang kira kira berapa margin per dus (isi 48 gelas) nya ?
Hehehe…yang pernah saya hitung adalah Rp.250.—Rp.500.- per dus, belum temasuk ongkos kirim, dll…dll….dll….
Belum lagi dengan harga bahan baku plastic yg tidak menentu, yang mengikuti kurs US Dollar…wuahhh…
Yah…sekali sekali anda bertemu dengan salah satu BELIAU ini, dan coba tanyakan saja sendiri..huehehehe….
Jadi, kalau anda pernah dengar pabrik air minum tutup, mau dijual mesinnya, ya 90% adalah mereka yang bermain di kemasan gelas ini, dan lokasinya yang jauh dari kota / konsumen !
Supplier yang “BAIK”
Namanya penjual, ya maunya jualannya banyak, omset besar, jadi margin pun besar !
Apalagi yang datang adalah KAKAP besar juga !
Nah, itu adalah wajar…
Masalahnya adalah begini : Jadi banyak supplier yang sudah pernah membangun pabrik air minum dengan merk ternama, dengan kapasitas yang besar, karena sudah ada pasarnya.
Kemudian, datanglah si INVESTOR, …yang menyampaikan maksud dan tujuannya untuk membuat pabrik AMDK
Nah, si Supplier ini dengan semangat memberikan penawaran dan spesifikasi mesin yang pernah dijualnya dengan harga….ya pasti…sekian MILLIARR !
Setelah negosiasi , dan terjadi kesepakatan harga dan delivery, maka dibuatkanlah pabrik AMDK sesuai spesifikasi yang disetujui INVESTOR tadi.
Tanpa disadari, kapasitas produksi yang ditawarkan adalah RIBUAN galon per hari , dan ironisnya sang INVESTOR tidak tahu bagaimana memasarkan / menjual 100 galon per hari !
Itulah gambaran seorang SUPPLIER yang “BAIK”, dimana telah menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan dan sesuai dengan pesanan.
Dan SUPPLIER sama sekali tidak ada hubungannya dan tidak mau tahu dengan pangsa pasar, jaringan pemasaran dsb, bahkan untuk tidak bisa menghitung kapan investasi nya dapat kembali. Apalagi kasih tahu bagaimana cara agar investasi dapat cepat kembali !
Nah ! inilah gambaran Supplier yang “Baik”
Kalau anda kurang puas dengan yang BAIK, carilah yang LEBIH BAIK,
Tapi kalau anda mau yang hampir sempurna, carilah yang TERBAIK !
Konsep Promosi, Pemasaran dan Penjualan
Hampir semua pemain Pabrik Air Minum menggunakan konsep yang sama, belajar dari yang sudah ada, yaitu pemain AMDK yang sudah bertahun tahun berkiprah di dunia air minum.
Berlomba-lomba berpromosi dengan memasang Billboard raksasa, Bilboard ukuran sedang yang banyak jumlahnya dan lain sebagainya, yang sudah barang tentu menghabiskan uang / investasi yang tidak sedikit dan hasil yang sedikit…
Dengan pemasaran yang konservatif juga, berbagai macam birokrasi, dan hasilnya pun masih sedikit..
Lagi-Lagi Dengan teknik Penjualan yang konservatif juga, dimana di titipkan ke agent, pengecer, supermarket, dengan sistim pembayaran konsinasi, maupun hutang pula !
Kemudian yang paling ditonjolkan sebagai selling point adalah HARGA, jadi mulailah perang harga diantara mereka dan sangat klasik sekali kalau mereka yang tidak punya konsep, sebagai FOLLOWER, yang hanya punya uang saja, hanya bisa berperang dalam dunia HARGA.

Sumber Daya Manusia
Berikutnya adalah perekrutan Sumber Daya Manusia yang sangat minim sekali pengetahuannya, yang berakibat : The Wrong Man in the Wrong place !
Tingginya Biaya Operasional
Seorang INVESTOR yang banyak duit, jarang sekali turun langsung ke lapangan dan memonitor apa yang terjadi di dalam perusahaannya, sehingga banyak sekali celah / lobang yang bocor, sehingga biaya operasional semakin hari semakin bengkak.
Management Galon
Untuk bersaing dengan pesaing yang sudah ada, maka para Investor memakai jurus yang lebih berani, berani bersaing dengan yang sudah ada, yaitu : MEMINJAMKAN GALON ! nah…kita lihat saja, hitungannya :
Bila kita meminjamkan 1 galon saja ke konsumen, berarti kita harus membeli 2 galon bukan ? (stelah air di galon habis, kita kirim galon yang ada airnya bukan)
Dan tidak sesederhana itu, karena galon yang masih di pengecer ? di agent? Di perjalanan? Galon yg sedang dicuci di pabrik? Galon yang siap kirim di gudang ?
Nah Loh ! jadi sebagai gambarannya, bila kita mempunyai omset 1000 galon per hari, minimal kita harus mempunyai 5000 galon kosong !
Dengan cara meminjamkan galon apakah sebagai jaminan si pelanggan mau beli air nya ?
Pertanyaannya : apakah Investor lain juga melakukan teknik yang sama, meminjamkan galon juga ?
Nah ….jadi KONSUMEN sama sama dipinjamkan galon, mau pilih yang mana ?
Yah… kembali lagi masalah harga, karena kualitasnya sama saja bukan ?
Tetapi kenyataan yang terjadi di lapangan lebih parah daripada itu, contohnya, salah satu pabrik AMDK yang saya jumpai : Dimana dalam hitungan kertas, jumlah galon yang dimiliki adalah 20.000 pcs, tetapi yang terdeteksi di dalam laporan stock dan peminjaman galon adalah hanya 4000 an pcs ! Jadi, pertanyaannya kemanakah 16000 galon itu ? kalau 1 pcs galon @Rp.30.000, maka jumlah nya Rp.480.000.000.- Apakah jumlah ini masih bisa dimaklumi ?

HAL HAL YANG HARUS DIPIKIRKAN DALAM BISNIS AMDK :
  • Kemasan gelas adalah pilihan terakhir untuk diproduksi, kalau bisa malah : TIDAK
  • Bagaimana cara merekrut Marketing yang menolak gajian, malah memilih Menjadi MITRA , dengan tulus ikhlas ?
  • Bagaimana cara meningkatkan jumlah Marketing setiap bulannya dan terus menerus?
  • Para Distributor , Agent yang membeli Voucher Air Minum dimuka?
  • Bagaimana menjadikan para Marketing, Agent serta Distributor setia seumur hidup?
  • Bagaimana cara menjual air minum 3 x daripada kapasitas produksi ?
  • Bagaimana Pelanggan agar tidak mau meminjam galon, tetapi dengan sukacita membelinya ?
  • Bagaimana Pelanggan Air Minum untuk 1 hingga 3 bulan, bahkan setahun dimuka !
  • Bagaimana agar para Mitra selalu akrab, kondusif, dan saling setia ?
  • Bagaimana agar selalu didoakan para Mitra ?
  • Bagaimana agar tidak ada kecurangan dalam hal administrasi, keuangan baik intern maupun ekstern perusahaan ?
  • Dan masih banyak “bagaimana – bagaimana” yang lain !

Jaga Ginjal Anda Dengan Mengkonsumsi Air Minum Yang Sehat

SEMUA orang tahu bahwa ginjal merupakan organ penting manusia. Tetapi tak banyak orang yang mengenal ginjal secara mendalam. Hal ini disebabkan tingkat kepedulian masyarakat untuk mengetahui ginjal yang memiliki kontribusi besar dalam tubuh manusia itu masih rendah.
Menurutnya, penyakit ginjal tidak terdeteksi, tiba-tiba ketika seseorang mengidap penyakit tersebut dan mengalami gejalanya maka berada pada tingkat pertengahan hingga kronis.
“Ginjal itu harus dijaga baik-baik. Karena itu suatu penyakit yang tidak ada gejalanya, sehingga kalau sudah bermasalah maka langsung ke serangan hebat,”.
Ginjal berfungsi sebagai alat filtrasi, yaitu mengeluarkan kelebihan garam, air, dan asam. Serta membuang atau mengatur elektrolit seperti K, Ca, Mg, PO4, membuang sisa metabolisme tubuh, dan bertugas melakukan sekresi untuk menghasilkan EPO yang berfungsi untuk mengatur Haemoglobin darah (HB), aktivasi vitamin D untuk kesehatan tulang, serta mensekresi renin untuk mengatur tekanan darah.
Nah, penyakit ginjal yang diderita oleh manusia itu terbagi menjadi penyakit ginjal akut, penyakit ginjal kronik, dan gagal ginjal. Pada kasus gangguan prerenal disebabkan oleh gangguan pembuluh darah sebelum masuk ginjal, yang ditandai dengan hipovolemia, sindroma hepatorenal, gangguan pembuluh darah, dan sepsis sistemik.
Kerusakan pada jaringan ginjal itu sendiri, disebabkan oleh racun-racun yang masuk melalui mulut, penghancuran jaringan otot. Sementara hemolisis disebabkan oleh pelbagai penyakit seperti penyakit sickle-cell dan lupus. Berbeda dengan glomerulonefritis akut yang banyak disebabkan oleh SLE, kuman streptokokus akibat infeksi tenggorokan maupun gigi, dan sebagainya.
Guna menjawab permasalah tersebut, maka racun-racun harus dihindari agar tidak terjadi kerusakan ginjal seperti menghindari jamu atau herbal yang tidak diketahui mekanismenya. Pengobatan yang dilakukan tanpa konsultasi dokter (misalnya penggunaan AINS atau Ibuprofen, antibiotik golongan aminoglikosida dan kontras), mengonsumsi obat-obatan kanker atau kemoterapi, dan imunosupresan juga sebagai pemicu lain yang menyebabkan penyakit ini.
Penghancuran jaringan otot ginjal yang meluas dapat disebabkan oleh kecelakaan, luka tusuk besar, penggunaan obat-obat jenis statin, stimulan, dan sebagainya. Pada tahap post renal, urin yang akan keluar terhambat oleh adanya batu ginjal, kanker, batu, darah yang menggumpal pada saluran kemih, penyakit persarafan kandung kemih, seperti spina bifida.
Menurutnya lagi, gangguan post renal ditandai dengan nyeri perut dan diare, capek, lemas, mual dan muntah, sukar berkonsentrasi, produksi urin menurun, serta edema. Pengobatan penyakit ginjal akut dapat dilakukan dengan melakukan konsultasi dengan ahlinya (nefrologist atau urologist) baik dengan penyembuhan primer maupun sekunder.
Berbeda dengan PGA yang terjadi dalam hitungan hari atau minggu, penyakit ginjal kronis (PGK) memiliki proses yang lebih lama. “Penyebab PGK antara lain glomerulonefritis, ginjal polikistik, infeksi, autoimun, dan sebagainya. Seringnya menggunakan atau tanpa konsultasi dokter mengonsumsi obat-obatan asetaminofen, ibuprofen dan teh pelangsing dapat juga memicu penyakit ini,” bebernya.
Ditambahkan Erik, untuk mengukur kondisi kesehatan ginjal dapat dilihat dari kadar kreatinin, ureum, protein urin, HB, dan Klirens Kreatinin.
“Gagal ginjal dapat dicegah melalui pemeriksaan kesehatan (medical check up) rutin, termasuk pemeriksaan urin dan darah. Mengonsumsi air yang cukup, menghindari konsumsi jamu atau herbal yang tidak jelas, menghindari konsumsi obat-obatan sembarangan, serta segera mengoreksi gangguan ginjal seperti batu, prostat, dan sebagainya,” pungkasnya. Bagaimana, sudahkah memeriksa kesehatan ginjal Anda?

Pelihara Ginjal anda dengan selalu mengkonsumsi Air Minum merek DMW, Kami selalu menjaga kwalitas air agar sehat untuk diminum.

PERTUMBUHAN AMDK

Bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) kian menggiurkan karena kebutuhan masyarakat akan air minum terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Masyarakat kota kini sudah pada taraf tak bisa lepas dari AMDK. Itu sebabnya industri ini terus berkembang, dan perusahaan yang menggarap bisnis ini makin banyak.
Saat ini total konsumsi air mencapai 26 miliar liter per tahun. Padahal, ketersediaan air yang layak minum, berkualitas dan terjamin kesehatannya, makin sulit diperoleh.
Dari segi penjualan, industri ini mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Data dari Asosiasi Produsen Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) menunjukkan angka yang mengejutkan. Jika penjualan AMDK pada 2001 mencapai 5,4 miliar liter, setahun kemudian naik 31,5% menjadi 7,1 miliar liter. Lalu, pada 2003 meningkat 14,1% mencapai 8,1 miliar liter.
Aspadin menargetkan penjualan AMDK tahun ini tumbuh 10% menjadi 12 miliar liter
Bisnis AMDK digarap oleh puluhan perusahaan, baik besar, menengah, maupun kecil. Menurut Aspadin, saat ini ada 480 perusahaan AMDK, tetapi yang berproduksi hanya 350—dengan 165 di antaranya tergabung dalam Aspadin. Kini ada kurang lebih 600 merek AMDK yang aktif.
Perusahaan AMDK ini eksis mulai 1973 dengan kapasitas produksi 6 juta liter per tahun. Kini mereka memiliki kapasitas produksi kurang lebih 12,6 miliar liter per tahun (2005) dengan volume penjualan 10,1 miliar liter.
Bisnis AMDK pun dilirik oleh perusahaan asing. Itu karena pasarnya yang masih terbuka lebar. Tingkat konsumsi AMDK di Indonesia 36 liter per kapita per tahun. Angka ini relatif kecil dibanding Thailand (70 liter per kapita per tahun), AS (80), Perancis (140), dan Italia (165).
Selain berperan dalam penyediaan air minum untuk konsumsi dalam negeri, produk industri AMDK juga menyumbang devisa. Produk industri AMDK telah masuk ke berbagai negara, seperti Singapura, Portugal, Timor Timur, Jepang, Malaysia, dan Hong Kong. Berdasarkan data, nilai ekspor produk AMDK pada 1999 mencapai US$3,9 juta dan turun jadi US$3,4 juta pada 2005.
Namun, di sisi lain, Indonesia juga mengimpor produk AMDK dari Perancis, Malaysia, dan Singapura. Kalau pada 1999 nilainya mencapai US$0,39 juta, pada 2001 turun menjadi US$0,31 juta. Sayangnya, pada 2005 impornya meningkat lagi menjadi US$0,99 juta.
Perkembangan industri ini juga diiringi dengan berbagai masalah yang timbul bersamaan. Di antaranya, ada beberapa industri AMDK yang masih belum menerapkan cara-cara berproduksi yang baik dan benar, maraknya penggunaan botol bekas, atau galon merek perusahaan lain.
Belum diketahui berapa total pangsa pasar AMDK di Indonesia. Namun, total penjualan AMDK di Indonesia saat ini diperkirakan lebih dari Rp3 triliun per tahun. Dari angka tersebut, ternyata merek Aqua dan VIT menguasai pangsa pasar 45%, lalu sebesar 30% oleh merek-merek lain, yaitu AdeS, Total, Club, 2-Tang, dan Oasis. Sementara itu, 25% lainnya diperebutkan oleh ratusan merek yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Menjamurnya AMDK ini, selain karena praktis penggunaannya, juga karena rasanya yang cocok dengan lidah kebanyakan masyarakat Indonesia. Apalagi, dengan mengonsumsi AMDK, rasanya ada jaminan bahwa air yang diminum benar-benar sehat karena sudah melalui suatu proses yang ketat. Sementara bagi investor, industri AMDK merupakan salah satu primadona pilihan investasi karena, pertama, proses pengolahannya tidak terlalu rumit. Teknologinya mudah diperoleh. Kedua, investasinya tidak terlalu besar, apalagi dengan makin banyaknya perusahaan-perusahaan lokal yang mampu membuat mesin-mesin pengolahan AMDK dengan kualitas internasional. Ketiga, prospek pasarnya sangat menjanjikan.
Maka, tak heran jika di tingkat eceran AMDK menguasai 67% pangsa pasar minuman. Pangsa selebihnya dikuasai oleh minuman serbuk siap saji (11,75%) dan minuman berkarbonasi (10,42%).

BISNIS AIR MINUM DALAM KEMASAN

Bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) semakin menggiurkan, karena kebutuhan akan air minum terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Perusahaan yang menggarap bisnis AMDK pun semakin banyak dan terus melakukan ekspansi untuk memperluas jaringan pasar produk-produknya.
Bayangkan saja, kebutuhan masyarakat akan air minum sangat tinggi. Padahal ketersediaan air yang layak minum dalam arti berkualitas dan terjamin dari segi kesehatan semakin sulit diperoleh. Saat ini masyarakat, terutama di kota-kota besar tidak bisa lagi lepas dari AMDK.
Dari segi penjualan industri ini mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Pada 2002, terjadi kenaikan 30 persen dibandingkan tahun 2001 dari 5, 4 miliar liter menjadi 7,1 miliar liter. Tahun ini, ditargetkan peningkatan hingga 20 persen menjadi 8,5 miliar liter. Meski AMDK bisnis ”basah”, bukan tak berarti ada ganjalan. Maraknya depot air minum mau tak mau ”memaksa” industri AMDK mengoreksi target yang ditetapkan, menjadi 10 persen, karena terganggu dengan maraknya depot air minum yang dinilai menggerogoti pasar AMDK.
Untuk memperluas pangsa pasar persaingan di bisnis AMDK semakin tak terelakkan. Hal itu disadari oleh pemain besar di bisnis ini yang jumlahnya mencapai puluhan perusahaan besar dan menengah. Sementara perusahaan kecil yang juga bergerak di bisnis ini juga mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Presiden Direktur PT Aqua Golden Mississippi, Willy Sidharta mengatakan, Aqua terus gencar melakukan promosi untuk memelihara pangsa pasar yang dimiliki. Namun, persaingan yang dilakukan, ujarnya tetap pada kerangka persaingan yang sehat. Aqua yang menguasai separuh dari pangsa pasar AMDK, menargetkan peningkatan penjualan 10 persen dari tahun sebelum yang mencapai 3,1 miliar liter.
Menjadi pemain terbesar menjadikan Aqua menguasai pangsa pasar. Aqua merambah seluruh pasar di dalam negeri. Sementara dua pemain lain di industri AMDK seperti PT Panglima Pamenang produsen merek Total dan PT Tang Mas yang mengusung merek 2 Tang mensiasati lebih fokus pada pasar di wilayah Jawa, khususnya Jabotabek. Alasannya di luar Jawa sulit bersaing mengingat biaya transportasi yang sangat tinggi.
”Total memang hanya fokus di Jawa, tapi di mana-mana ada. Produksinya merata dan mudah diperoleh konsumen,” ujar General Manager PT Panglima Pamenang, Supartono L. Taslim.
Bahkan 2 Tang, dikatakan Sambas Winata, General Manager PT Tang Mas sengaja bermain dalam kemasan kecil, yaitu 240 ml, 330 ml, sampai 1500 ml, tidak memproduksi kemasan galon seperti industri AMDK lain.
Dalam persaingan yang ketat ini, Total menerapkan strategi, yakni pelayanan total dan harga yang lebih bersaing. Di antaranya kontiniuitas produk harus tetap terjaga terutama pada musim panas di mana permintaan sangat tinggi. Dia menekankan jika pasokan sampai terputus, maka pedagang atau agen akan segera meninggalkan produk tersebut.
”Pedagang bisa menjual lebih dari tiga merek. Apabila produk kita tidak bisa memenuhi permintaan pedagang, mereka akan cepat beralih ke merek lain,” ujar Supartono.
Di lain pihak 2Tang yang mengklaim meraup pangsa pasar di wilayah Jabotabek sebesar 20 persen tidak lepas dari peranan distribusi. Untuk distribusi 2Tang menggunakan sistem multi distribution alias tidak menyerahkan distribusi pada satu penyalur/distributor. Selain menyalurkan produk air minum di pasar modern atau modern market antara lain di supermarket, swalayan, grosir, pihaknya juga bermain di pasar tradisional. Semua itu katanya demi menjamin ketersediaan produk di pasaran. Dengan kata lain availability untuk air minum 2Tang harus tinggi.
”Air minum itu prinsipnya rasa haus tidak bisa ditunda. Karena itu kami mencoba sebisa mungkin menyediakan air minum yang dekat dengan konsumen dan tersedia di mana-mana,” katanya.

”Second Brand”
Tidak jarang sebuah perusahaan memiliki lebih dari satu merek dengan tujuan meraup segmen masyarakat seluas mungkin. Danone misalnya, selain mengeluarkan Aqua juga memproduksi air minum dengan merek Vit. Hal yang sama juga dilakukan Tang Mas dan produsen lain.
Kehadiran Second Brand, dikemukakan Willy Sidharta, karena adanya demand terhadap produk yang lebih terjangkau atau murah. Second brand merupakan fenomena yang umum. Pangsa pasar, ada yang mengutamakan kualitas,dan ada konsumen yang juga mementingkan harga.
Ketiga produsen air minum itu mengakui second brand hadir dengan harga yang lebih murah. Pasalnya, produksi utama seperti Aqua, Total atau 2Tang tidak mungkin menurunkan harga. Akhirnya, produksi lapis kedua ini diharapkan akan bisa meraih pasar yang memang membutuhkan produk yang murah.
Namun persaingan harga ini, ujar Willy masih dilakukan pada batas-batas tertentu, tidak sampai di bawah harga produksi. Hal yang sama juga diakui Supartono. Menurutnya, Total sudah melakukan penyesuaian harga yang paling maksimal. Penurunan harga tidak mungkin dilakukan dengan jor-joran.
”Saat ini yang bisa dilakukan adalah memberikan bonus kepada pedagang atau agen. Ini sudah menjadi strategi yang umum di kalangan industri AMDK,” ujarnya.
Meski persaingan demikian ketat, industri ini memiliki prospek yang besar. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi berarti potensi pasar bagi bisnis AMDK.